Balada Kalijodo



Apa yang tiba-tiba menyeruak dalam pikiran ketika mendengar nama Kalijodo? Seks atau prostitusi, kriminalitas dan premanisme. Hal itu bisa saja muncul secara spontan saat kali pertama mendengar cerita tentang kawasan itu.

Kalijodo menjelma kawasan subur bagi dunia prostitusi dan hiburan dunia malam kota Jakarta. Kafe dan diskotik dengan cahaya yang remang-remang tumbuh berdampingan. Bahkan perjudian pun marak di kawasan padat penduduk itu.

Wanita-wanita yang menjadi penghibur dan pemuas nafsu laki-laki hidung belang ini umumnya datang dari berbagai daerah, seperti Bogor, Sukabumi, Cianjur, Indramayu dan daerah lainnya. Wanita-wanita ini biasanya mengaku butuh uang untuk membantu ekonomi keluarga di kampung halaman. Memang terdengar sangat klise.

Wanita-wanita ini selalu mengaku tidak punya keterampilan atau kemampuan lain lagi, selain melayani nafsu laki-laki hidung belang lantaran tidak berbekal pendidikan yang memadai ketika datang ke kota Jakarta. Tak jarang,di antara mereka, ada yang merasa terpaksa atau terjerumus untuk melakukan pekerjaan ini.

Bahwa kenyataannya mereka memang butuh uang untuk dikirimkan kepada anak atau keluarganya di kampung. Mereka pun merahasiakan pekerjaan yang dilakukannya ini agar agar anak atau keluarganya tidak tahu. Umumnya mereka malu jika anak dan keluarganya tahu mereka menjadi pekerja seks komersial.

“Dulu disebut peh cun di Kali Angke, belum Kalijodo, karena orang-orang dapat jodoh di situ,” kata budayawan Betawi Ridwan Saidi seperti dikutip Kompas.com. Peh cun sendiri adalah tradisi Tiongkok yang diselenggarakan setiap hari ke-100 menurut penanggalan Imlek.

Salah satu tradisi dalam perayaan peh cun adalah pesta air. Pesta air itu diikuti oleh muda-mudi, laki-laki dan perempuan, yang sama-sama menaiki perahu melintasi Kali Angke.

Dari tradisi pesta air inilah kemudian kawasan ini berubah menjadi Kalijodo sebab menjadi kawasan untuk mencari jodoh.

Selepas matahari terbenam, cahaya lampu warna-warni mulai berkelip-kelip menghiasi Kalijodo. Alunan musik terdengar dari setiap kafe, diskotik dan rumah prostitusi. Wanita-wanita pekerja seks komersial sudah bersiap untuk “melayani tamu”.

Sekarang, sudah terlambat jika Anda ingin mencobanya sebab kawasan Kalijodo sudah ditertibkan oleh pemprov DKI jakarta.
[Iman Sembada]
Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar