"Seniman harus punya harga agar bisa dihargai. Jangan selalu menggratiskan diri ketika diminta atau diundang untuk menjadi narasumber di seminar atau acara diskusi. Apalagi jika seminar atau acara diskusi itu mengatasnamakan institusi pemerintah," ujar AYH sapaan akrab Ahmadun Yosi Herfanda semalam, Jumat (15/4/2016).
Proses kreativitas menjadi seniman atau narasumber tidak murah. Honorarium sebagai imbalan intelektualitas dinilai sangat penting.
"Kencing saja harus bayar," tambahnya dalam nada kelakar.
Senada dengan AYH, penyair Mustafa Ismail, dengan jelas dan tegas menyatakan bahwa honorarium yang layak harus diberikan sebagai konsekuensi pengganti biaya transportasi dan akomodasi.
"Untuk bisa tiba di acara diskusi atau seminar-seminar, seniman atau pegiat seni budaya yang menjadi narasumber harus naik <em>angkot</em> atau ojek <em>online</em>. Kesemuanya tidak gratis," ucapnya.
0 komentar:
Posting Komentar