MALAM TELAH TIBA
Malam telah tiba
Membawa hujan yang tiba-tiba
Membawa hujan yang tiba-tiba
Mumpung mimpi belum muncul
Dari tidurmu yang masygul. Kenanglah
Gelinjang bulan pada purnama yang lalu
Dari tidurmu yang masygul. Kenanglah
Gelinjang bulan pada purnama yang lalu
Desir yang alpa kutafsir menjelma
Gigil disiulkan hawa dingin di luar kamar
Gigil disiulkan hawa dingin di luar kamar
Ketika hujan reda
Begitu tiba-tiba
Sepasang kekasih memetik cahaya
Lampu-lampu kota
Lalu menyimpannya di hatinya
Begitu tiba-tiba
Sepasang kekasih memetik cahaya
Lampu-lampu kota
Lalu menyimpannya di hatinya
Depok, Juli 2015
TELEPON BERDERING JAM 8 MALAM
Telepon berdering jam 8 malam:
Kunukil kata yang paling suluh
Sebelum keluh menjadi kesuh. Musim ini
Terlalu panas untuk percakapan, yang meski
Sekadar, mengusir kejenuhan. Angin yang lewat
Menawarkan kesejukan sesaat. Burung-burung
Menjerit dengan paruh yang gosong. Suaranya cuma
Dengungan-dengungan yang gagal kupahami
Kunukil kata yang paling suluh
Sebelum keluh menjadi kesuh. Musim ini
Terlalu panas untuk percakapan, yang meski
Sekadar, mengusir kejenuhan. Angin yang lewat
Menawarkan kesejukan sesaat. Burung-burung
Menjerit dengan paruh yang gosong. Suaranya cuma
Dengungan-dengungan yang gagal kupahami
Telepon berdering jam 8 malam:
Percakapan yang selalu berujung teriakan
Dan makian. Pohon-pohon telah jadi arang
Kampung-kampung sepi disatroni jerebu
Detak jam merekam denyut nadi terakhir balita
Percakapan yang selalu berujung teriakan
Dan makian. Pohon-pohon telah jadi arang
Kampung-kampung sepi disatroni jerebu
Detak jam merekam denyut nadi terakhir balita
Telepon berdering jam 8 malam:
Ada tanda darurat di saluran pernapasanmu
Anak-anak rindu belajar di sekolah. Hewan-hewan
Menangisi rimba raya yang dibakar. Percakapan
Terputus-putus. Kau terbatuk-batuk setelah ada
Bisikan maut dari puncak cuaca dan lidah api
Ada tanda darurat di saluran pernapasanmu
Anak-anak rindu belajar di sekolah. Hewan-hewan
Menangisi rimba raya yang dibakar. Percakapan
Terputus-putus. Kau terbatuk-batuk setelah ada
Bisikan maut dari puncak cuaca dan lidah api
Cinere, 2015
KUHIRUP SEPI
Sepagi ini kuhirup sepi
Bercampur uap secangkir kopi
Bercampur uap secangkir kopi
Tiada bisa kujemba
Segalanya kembali tiada
Tak kecuali engkau
Yang semula risau
Segalanya kembali tiada
Tak kecuali engkau
Yang semula risau
Kucari lagi titik di tubuhmu
Tempatku menghidu rindu
Tempatku menghidu rindu
Seakan ada yang tak jenak
Mengelucak dari dasar benak
Seketika ruang dan waktu
Segera menjadi piatu
Mengelucak dari dasar benak
Seketika ruang dan waktu
Segera menjadi piatu
Depok, 2016
0 komentar:
Posting Komentar